Ayah. Kata yang sangat asing bagiku!!!
Halo Ayah,
Tak pernah terlintas sedetik pun ratusan kata-kata ini akan kugoreskan untukmu, sesosok tersayang yang tidak pernah ada, bahkan mungkin tidak akan pernah, aku kenal. Ya, sebenarnya sangat sulit menulis dan meredakan keingingan merengkuh seseorang yang hanya bisa berputar-putar di dalam anganku ini. Meski betapa ingin aku bercakap-cakap denganmu, duduk bersama, menyesap dua cangkir kopi bersama, saling menatap dan melalaikan tembok tinggi yang diletakkan dunia di antara kita, tetap saja itu hanya seberkas cahaya yang bersinar redup jauh dalam lubuk hatiku.H
Namun hanya Tulisan inilah cara agar aku bisa merasa dekat denganmu.
“Apa kabar” bukanlah pertanyaan yang perlu lagi aku tanyakan pada seseorang yang selalu menjadi misteri seumur hidupku. Meski aku tahu kehangatanmu mengalir lembut di pembuluh darahku.
Ayah,
Apakah engkau tahu? Terkadang aku membayangkan mendengar suaramu, serak dan mendayu merdu seperti aliran sungai di pundak pegunungan, memberikan rasa tenang, menggema menebar harapan agar aku terus hidup dalam langkah tegap menuju puncak. Suaramu yang berbisik “Selamat tidur”, sembari mengecup keningku dan wajahmu yang membekas di kenang. Garis yang terlihat di setiap cekung wajahmu menceritakan kisah tiap senyum yang kau lemparkan bagi orang lain. Bagi banyak orang lain, kecuali aku.
Tak apa, Ayah. Jangan sedih. Itu semua cuma bayang ciptaanku, kok. Bayangan yang kuciptakan dari keping kenangan yang terkumpul di saat malam makin larut.
Sekarang, hanya senyap yang kudengar saat aku berkata ingin pulang. Hanya air mata menitik di pipiku yang terdengar samar-samar mengingat pertemuan terakhir itu.
Engkaulah orang pertama yang mengajarkanku arti perpisahan. Orang yang membiarkan aku terjatuh agar aku bisa mengangkat diriku sendiri.
But,I Love You So Much Dad
Tak pernah terlintas sedetik pun ratusan kata-kata ini akan kugoreskan untukmu, sesosok tersayang yang tidak pernah ada, bahkan mungkin tidak akan pernah, aku kenal. Ya, sebenarnya sangat sulit menulis dan meredakan keingingan merengkuh seseorang yang hanya bisa berputar-putar di dalam anganku ini. Meski betapa ingin aku bercakap-cakap denganmu, duduk bersama, menyesap dua cangkir kopi bersama, saling menatap dan melalaikan tembok tinggi yang diletakkan dunia di antara kita, tetap saja itu hanya seberkas cahaya yang bersinar redup jauh dalam lubuk hatiku.H
Namun hanya Tulisan inilah cara agar aku bisa merasa dekat denganmu.
“Apa kabar” bukanlah pertanyaan yang perlu lagi aku tanyakan pada seseorang yang selalu menjadi misteri seumur hidupku. Meski aku tahu kehangatanmu mengalir lembut di pembuluh darahku.
Ayah,
Apakah engkau tahu? Terkadang aku membayangkan mendengar suaramu, serak dan mendayu merdu seperti aliran sungai di pundak pegunungan, memberikan rasa tenang, menggema menebar harapan agar aku terus hidup dalam langkah tegap menuju puncak. Suaramu yang berbisik “Selamat tidur”, sembari mengecup keningku dan wajahmu yang membekas di kenang. Garis yang terlihat di setiap cekung wajahmu menceritakan kisah tiap senyum yang kau lemparkan bagi orang lain. Bagi banyak orang lain, kecuali aku.
Tak apa, Ayah. Jangan sedih. Itu semua cuma bayang ciptaanku, kok. Bayangan yang kuciptakan dari keping kenangan yang terkumpul di saat malam makin larut.
Sekarang, hanya senyap yang kudengar saat aku berkata ingin pulang. Hanya air mata menitik di pipiku yang terdengar samar-samar mengingat pertemuan terakhir itu.
Engkaulah orang pertama yang mengajarkanku arti perpisahan. Orang yang membiarkan aku terjatuh agar aku bisa mengangkat diriku sendiri.
But,I Love You So Much Dad
Komentar